Hambangun sejatining jiwo kasepuhan ---- "MOHON MA'AF LAHIR DAN BATIN"

Thursday, May 25, 2017

Cara mengatasi anak-anak ramai di masjid

Fakta bahwa anak-anak jika dimasjid selalu ramai dan bermain adalah sesuatu fenomena yang sudah biasa. Dan penampakan semacam itu tidak dapat kita hindari. Sudah banyak cara yang dilakukan untuk mengatasi kebiasaan anak riuh di masjid. Mulai dari memisah tempat anak dan orang dewasa. Sampai di kondisikan acak dewasa-anak-dewasa-anak. Namun apa yang terjadi? Mereka tetap saja berlarian atau saling ejek antar temannya ketika sholat sedang berlangsung dan berhenti bermain ketika gerakan sholat sampai ke salam.

Jadi, solusi untuk hal semacam itu adalah pengurus masjid harus membuat peraturan masjid tertutup untuk kalangan anak-anak atau dengan kata lain masjid khusus untuk dewasa.

Pahamilah kapasitas orang lain terutama anak-anak itu berbeda. Namun secara umum, takdir usia anak itu masih bermain. Jadi setiap aktivitasnya tidak terlepas dari bermain. Seharusnya kita orang dewasa jangan egois yang merasa seakan-akan syurga itu hanya untuk orang dewasa saja. Malah justru seharusnya kita sebagai orang dewasa mengenalkan masjid sedini mungkin ke anak-anak kita. Buat mereka nyaman dan cinta dengan masjid sedini mungkin. Bukan malah sebaliknya. Siapa yang bertanggung jawab ketika anak ditanya " Nak, nggak ke masjid?" lalu si anak menjawab " Nggak ah... di masjid orangnya galak-galak. Enakan di warnet maen game... "

Tanpa kita sadari sebenarnya keegoisan kita telah menjauhkan masjid dari jiwa mereka. Atau terkadang para orang tua yang ingin mengajak anak-anaknya kemasjid malah urung gara-gara malu kalau anaknya ramai dimasjid dan dimarahi banyak orang dengan alasan klasiknya kalau mereka mengganggu kekhusukan orang beribadah. Bahkan secara kejiwaan bisa terjadi pendapat di alam bawah sadar mereka kalau orang beribadah di masjid itu galak-galak karena selalu memarahi anak-anak.

Sering saya mendengar di masjid ketika sholat tarawih selalu ada peringatan bahwa :

" Mohon kepada orang tua yang membawa putra-putrinya selalu mengawasi anak-anaknya biar tidak ramai. Karena bisa mengganggu kekhusukan ibadah sholat."

Coba renungkan sejenak, kalau para dewasa harus mengawasi anak-anak ketika sholat sedang berlangsung... Trus kenapa harus sholat berjamaah? Sedangkan kita mau melaksanakan sholat berjamaah dimasjid dan mengenalkan kepada anak-anak kita agar cinta dengan masjid. Bukan sebagai satpam...

Ada lagi ceramah kalau sholat berjamaah di masjid itu lebih baik daripada dirumah. Tapi kenapa masjid semakin banyak namun semakin sepi? Masih kalah ramai dari alun-alun yang cuma ada 1 di wilayah kota...
Instropeksi diri dan berusaha berfikir perbaikan sistem pembelajaran untuk kalangan penerus akan lebih baik daripada menuntut masjid ramai saja. Sebab jika kita melakukan pembenahan dan pembenahan secara berkala di sistem pemikiran kita untuk anak-anak, maka Insya Alloh lambat laun masjid kita semakin ramai jama'ah.

Kita beribadah untuk Alloh SWT, namun jangan lupa kalau kita ada didunia. Jangan merasa paling sok cinta Alloh trus dengan enteng memarahi anak-anak yang ramai di masjid. Anak-anak bagian dari dunia dan masa depan. Lebih bijaksana lagi kalau mereka diarahkan dengan cinta, bukan emosional. Sebab mereka kapasitasnya masih bermain. Setiap apapun yang dilakukannya selalu tidak jauh dari kapasitas bermainnya. Dan jika kita mau jujur, kita juga pernah mengalami pada masa kanak-kanak kita dulu.

Alloh Maha pengasih dan penyayang, mari belajar menebarkan cinta kasih kepada sesama terutama anak-anak. Jauhkan sifat egois kita. Agar hakekat ibadah kita bisa tertanam di dalam jiwa kita. Jika kita tahu tentang riwayat nabi Muhammad SAW ketika harus memperlambat sujud beliau ketika menjadi imam lantaran ada anak kecil yang naik ke punggung beliau. Dan di waktu yang berbeda ketika Baginda Rasul menjadi imam dan tetap dalam keadaan menggendong cucu beliau, itu membuktikan bahwa anak-anak harus kita cintai dan dilindungi dalam keadaan apapun dan dimanapun. Bahkan sewaktu kita sholat di dalam masjid...

Mari kita cintai dan bimbing anak-anak kita sebagai anak-anak. Mereka adalah generasi penerus yang menjadi kewajiban kita bersama. Bukan hanya orang tua dan guru saja. Namun dimanapun ketika kita berjumpa dengan anak-anak, sebaiknya kita harus merasa ikut mempunyai tanggung jawab meskipun mereka bukan anak kandung kita. Saling berbagi dan saling menyayangi adalah jurus paling ampuh untuk membangun mental generasi penerus kita agar menjadi manusia yang bermental rohman dan rohim...

Mohon jangan mensalah artikan kalau artikel ini mendukung dan membiarkan anak-anak ramai dimasjid. Namun lebih menekankan sebaiknya jangan memarahi kalau ada anak-anak ramai dimasjid. Kasih pengertian kepada mereka dengan cinta kasih seusai salam. Jika masih ramai lagi lakukan hal yang sama. Insya Alloh mereka akan mengerti lambat laun dengan adanya kekuatan cinta. Gelombang orang yang sabar, penuh dengan rohman dan rohim secara ikhlas itu luar biasa. Kekuatannya mampu merubah apapun karena rohman dan rohim secara ikhlas tersebut adalah sifat Nabi Muhammad SAW yang dicintai Alloh SWT...


No comments:

Post a Comment

Salam sejati...

Followers

© Copyright 2012 | BADARJATI