Hambangun sejatining jiwo kasepuhan ---- "MOHON MA'AF LAHIR DAN BATIN"

Friday, December 30, 2011

Sekilas tentang pendidikan anak

Perilaku anak ketika sudah dewasa sangat dipengaruhi oleh pendidikan mulai kecil. Tanpa kita sadari, perilaku kita sehari - hari memproses terbentuknya pikiran reflek anak - anak kita.

Kebiasaan yang buruk tanpa sengaja kita yang menanamkan ke pikiran reflek anak.

Yang dilakukan orang tua pada umumnya (terutama di wilayah pedesaan ):
Semisal pada saat anak terjatuh dan menangis, orang tua menyalahkan penyebab jatuhnya si anak. Misalnya tersandung batu, yang disalahkan batunya.
Ada juga yang menangis karena dimarahi ayahnya, maka sang ibu berusaha menenangkan dengan cara berbicara seperti ini, " Ayah nakal nak... biarin, nanti ayah biar ibu marahi. "

Hal itu sebenarnya berdampak negatif untuk perkembangan mental anak. Salah satunya, si anak akan mempunyai mental pendendam, tidak mau belajar berfikir positif. Jika sesuatu yang buruk terjadi pada dirinya, maka ia akan selalu menyalahkan orang lain ketimbang instropeksi. Sebaiknya, jangan karena kita menyayanginya maka kita selalu membelanya.

Seharusnya sedini mungkin, para orang tua mengenalkan baik dan buruk. Tentunya dengan kasih sayang dan adil. Sebab pada dasarnya, kebiasaan anak melakukan sesuatu itu selalu berkaitan dengan bermain. Jadi cara mengajarinya, kita harus masuk kedunia mereka...Yaitu bermain.

Sesibuk apapun, kita harus berusaha meluangkan waktu untuk mereka.

2 comments:

  1. Trus yang seharusnya pas *Semisal pada saat anak terjatuh dan menangis, orang tua bagusnya gimana sob?

    ReplyDelete
  2. Mas Herry, terima kasih atas kunjungannya...
    Menurut saya kurang lebihnya seperti ini :
    Usahakan untuk menenangkannya dgn kasih sayang terlebih dulu. Ajak ngobrol semisal seperti ini:

    "Mana yang sakit nak?, Oh, kasihan... Terkena apa tadi nak? sakit ya? "
    Trus uasahakan untuk ngomong seperti ini...
    " Lihat ayah/ibu... "
    sebaiknya tunggu sampai ia fokus ke kita. Selanjutnya, beri ia pengertian pelan - pelan. Bahwa lain kali kalau berjalan/bermain sebaiknya hati - hati. ( tanpa ada bentakan )

    Jika suatu ketika ia mengalaminya lagi, usahakan untuk memberi pengertian lagi. Begitu seterusnya. Sebab kapasitas anak tetaplah anak. Meski tetap mengulanginya namun yang tertanam di otak bawah sadarnya adalah kasih sayang dan sikap waspada. Dan hal itu membangun refleks berfikir secara positif sedikit demi sedikit.

    ReplyDelete

Salam sejati...

Followers

© Copyright 2012 | BADARJATI